Senin, 04 Agustus 2014

Jokowi; Bukan Tong Kosong

 

Jokowi; Bukan Tong Kosong

Anak desa dari solo dgn penampilan yg sederhana yg apa adanya. kok bisa membuat geger jakarta, kalau kita amati dan kenapa bisa begitu di kenal padahal dia adalah pendatang yg secara perhitungan di atas kertas mustahil bisa mengalahkan pasangan kandidat kandidat lain, apa si, yg


membuat sosok anak desa ini begitu di kenal. sampai sampai beberapa toko yg di kenal masyarakat ikut memuji lihat saja apa komentar dari beberpa toko mengenai Sosok sederhana yg mendapat apresiasi dari pejabat penting. Kali ini datang dari Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad.
ya. Ia pun menilai Jokowi merupakan sosok pimpinan yang jujur dan mampu memahami rakyat.Abraham bahkan terang-terangan menyebut Jokowi sebagai pemimpin daerah yang mampu memberikan inspirasi bagi pemimpin daerah lainn
“Saya juga pahami bahwa di antara kader PDIP (sekara
ng) ada yang dari birokrasi, bupati dan gubernur. Jokowi juga datang, ia walikota yang bisa memberi inspirasi bagi bupati dan walikota lain yang ada di Indonesia,” kata Ketua KPK bahwa apa yang dilakukan Jokowi bila ditiru pejabat lain bisa meminimalisir terjadinya tindak pidana korupsi.”Inspirasi Jokowi bisa diberikan kepada orang lain, bisa meminimalisir korupsi,” ucapnya. dan begitu juga datang dari kalangan Profesional Jakarta adalah kelompok yang lahir karena keprihatinan terhadap kondisi bangsa di akhir kepemimpinan Soeharto, atau tepatnya ketika krisis ekonomi tahun 98. Saat itu kaum profesional mensuport reformasi.
Profesional Jakarta mengaku sangat memimpikan pimpinan dan gubernur Jakarta yang tak sekadar ahli. Gambaran seorang gubernur tidak perlu muluk-muluk dengan idenya tapi cukup bisa bekerja secara normal dan tahu keinginan rakyat.
“lantaran Jokowi berhasil mengubah wilayah yang dipimpinnya, yang semula semrawut dan tidak aman, menjadi wilayah yang tertata dan nyaman,”
“Itulah Jokowi. Dia adalah pemimpin hebat dan pemimpin yang bekerja normal,” dan apa pula datang appresiasi dari kaum akademisi Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Eep Saefulloh Fatah, tak mau ketinggalan ikut menyatakan bahwa dirinya memberikan dukungan kepada anak desa ini, apa kata eep “
“Ya, memang saya mendukung Jokowi. Orang atau pejabat biasanya dekat dengan rakyat jelang pilkada. Akan tetapi, ini enggak, blusukan aja dia selama tujuh tahun,” kata Eep, ketika dijumpai di acara diskusi Jakarta Baru
“Dia sudah membuktikan tujuh tahun di Solo. Ada bukti yang sudah dia tunjukkan. Jadi seberapa asli janji dia sudah ada buktinya,” kata Eep.
Kendati demikian, dia mengungkapkan bahwa Jokowi tetap harus berusaha keras untuk menyelesaikan masalah Jakarta. Meskipun masalah yang dihadapi tidak jauh berbeda dengan Solo, Jakarta memiliki cakupan dan masyarakat yang lebih besar.
Namun, jika berbicara mengenai sosok seorang Jokowi, Eep yakin bahwa di Solo ataupun di Jakarta tidak akan menjadi masalah. Karakter Jokowi sebagai pemimpin sudah terbukti dan teruji.
“Jokowi ini pemimpin yang punya karakter. Ia tidak punya beban dan tidak ditunggangi kepentingan apa pun,” ujar Eep.
“Jadi mau di Solo atau di Jakarta, ya itu Jokowi. Karakternya tidak akan berubah. Karakter itu sudah terbangun dari Jokowi. Jadi saya yakin Jokowi mampu,” katanya.
Mengenai cara menggalang dana kampanye apa yg di lakukan wong deso ini pun tak luput dapat apresiasi dari ” Peneliti dari Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk menegaskan, menggalang dana kampanye dengan menjual pernak-pernik ke publik itu suatu hal yang positif.
“Jualan baju itu cara yang cerdas. gembar-gembor dana kampanye besar itu menunjukkan bahwa sebenarnya calon tersebut tidak memiliki kapabilitas atau kemampuan dalam memimpin. Malah jika ada, mereka hanya mencari popularitas belaka.
“Kalau yang jor-joran melakukan kampanye dengan ongkos yang mahal itu terlihat bahwa mereka ‘kosong’. Tapi kalau sudah memiliki kriteria yang baik, tidak akan seperti itu,” tandas Hamdi.
Jadi kita tahu dananya darimana,” ujar Hamdi Muluk dalam dialog bertajuk ‘Riset Bakal Cagub DKI Jakarta 2012,
memang berita miring yg tujuannya untuk menghentikan laju jokowi tak henti-hentinya menggunakan isu primordialisme atau berbau rasisme dalam menarik simpati warga Jakarta dalam Pemilihan Kepala Daerah yg di lakukan pihak lawan. apa yg begitu mereka takutkan dari anak desa dari solo ini padahal cara berpakiannya saja tak ada tampang pejabat orangnya pun biasa biasa saja.
kenapa jokowi begitu di takuti, saya pun mulai mencari cari sendiri dari pikiran saya pribadi, apa yg menyebabkan semua ini ??? apa karena Mahar yg begitu besar yg bisa mencapai ratusan millar dan dari apa yg saya tonton di acara Jakarta laywer club di TV one dana itu bisa mencapai 300 millar itu uang yg sangat besar luar biasa dan juga partai partai pengusung meminta sejumlah kursi kepala suku dinas provinsi DKI Jakarta sebagai mahar. “Mereka minta kursi kepala suku dinas untuk menguasai birokrasi,
Bisa di bayangkan dan sangat mengerikan jika seseorang menjadi gubernur DKI yg mendapat dukungan yg datang dgn cara membeli Mahar. sudah pasti si Gubernur harus memenuhi tuntutan para parpol. mau di bawa kemana negeri ini jika di kalangan dunia politik sudah begitu rusak. pantaslah banyak toko toko politik yg masuk penjara karena mereka berusaha dgn segala cara agar modal yg mereka keluarkan dapat kembali.
Lalu saya coba berpikir yg lain apa karerna jokowi mereka takut akan kehilangan sesuatu yg selama ini jadi sumber mereke seperti “Pengusaha hitam susah untuk mendukung Jokowi, tapi pengusaha putih pasti dukung Jokowi,”
dan untuk kalangan birokrasi akan jadi momok yg menakutkan, bagai mana tidak jika jokowi hanya satu jam di kantor dan selalu berkeliling jakarta jika di jadi gubernur sudah pati akan melakukan sidak (inspeksi memdadak) jika jokowi mendapatkanya di lapangan habislah sudah sumber sumber penghasilan yg tidak wajar begitu juga jika cara kerja mereka di anggap lambat “jokowi akan singkirkan mereka satu satu, siapa siapa yg tak mengikuti aturan yg telah di gariskan jokowi pasti akan terbuang.
memang reformasi yg telah kita cita cita telah dibajak oleh bandit-bandit politik dan birokrasi yang korup. Di Jakarta yang sudah rusak, aturan bisa dibeli kalangan oknum bermoral busuk. dan saat ini ada secerca harapan yg muncul di masyarakat indonesia dgn munculnya beberapa toko nasional yg bersi dan jujur dan salah satu kreteria toko itu ada pada Bakal calon Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) diharapkan bisa merubah keadaan kembali sesuai amanat reformasi.
Si anak desa ini memang sulit di bendung dari analisa berbagai sumber dia akan terus merocket ke atas. apalagi sisi positipnya dari rekam jejak yg dia torekan sepanjang karir politiknya yg membuat lawan lawan dari pasangan cagub lain tak berdaya. seakan tiada hari berita tanpa jokowi.
kita harus memngakui kelebihan jokowi dengan begitu banyak pertasi yg dia dapat seakan memudahkan dia melenggang ke kursi DKI dan belum lama ini dia pun menerima penghargaan Rekoris Very Important Person dan Mahakarya Nusantara dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, Senin, 23 April 2012. Penghargaan itu diberikan ke Jokowi lantaran Wali Kota Surakarta ini dianggap peduli kepada pengusaha kecil dan pedagang pasar tradisional.
Dengan predikat masuk sebagai calon walikota terbaik dunia untuk tahun 2012 , memang jokowi bukan tong kosong bunyinya nyaring. tapi dia adalah tong yg berisi yg di harapkan banyak oleh warga jakarta dgn kerja Fokus, Management Fokus dan pengawasan lapangan yg Fokus dan konsisten dengan peraturan yang dibuat, niscaya masalah akan dapat teratasi.
sekali lagi terpikir di benak saya.. JOKOWI ANDA MEMANG BUKAN TONG KOSONG.
By. Ridwan Garcia
Pencinta pemimpin pemimpin yg baik yg ada di Indonesia

0 komentar :

Posting Komentar

Blogroll